Senin, 16 November 2015

Sinopsis Novel Sastra " Laila Majnun ( Kisah Cinta Abadi Sang Pencinta Dan Kekasih ) "

SINOPSIS : LAILA MAJNUN adalah kisah yang menceritakan seorang pemuda tampan, gagah dan penuh wibawa yang terkenal di kawasan kabilah bani amir, jazirah Arab,yang bernama Qais. Ia mencintai seorang wanita dari kabilah lain yang tak kalah terkenalnya, yang bernama Laila. Mereka menjalani kisah cinta secara sembunyi, karena pada waktu itu belum saatnya untuk mereka berdua memadu cinta. Tapi seiring berjalannya waktu kisah cinta itu pun akhirnya tak bisa disembunyikan lagi. Semua orang menjadi tahu kisah cinta mereka, termasuk orang tua Laila. Yang akhirnya mereka tidak bisa bertemu.
Karena lama mereka tak bertemu, Qais menjadi seperti gila. Bertingkah dan berpenampilan aneh, hingga orang-orang menertawakan dan mencemoohnya. Dan memangilnya dengan sebutan Majnun, dalam bahasa arab artinya “gila”. Hingga suatu peristiwa yang terjadi, yang dapat membuat majnun kembali. Dan hijrah dari bukit di gurun pasir najd. Yaitu peristiwa yang membuat hati sanagat terluka. Lebih dari lukanya ketika kehilangan ayah dan ibunya. Yaitu ketika majnun mendengar kabar bahwa kekasihnya Laila telah meninggal, karena penyakitnya. Majnun segera pergi beserta semua sahabat binatangnya. Pergi menziarahi makam Laila. Lalu menangis sedemik
ian menjerit. Ia memeluk tanah kuburan Laila. Hingga majnun menghembuskan nafas terakhirnya di sana. Ia meninggal sambil memeluk kubur Laila.

Kamis, 12 Februari 2015

Bertemu Sastrawan

Lonceng bel pun berbunyi bertanda saatnya jam istirahat ke-2. Saat itu aku dan temanku hendak pergi ke mushola sekolah untuk memunaikan ibadah shalat.Kurang lebih 2-5 menit selesai menunaikan ibadah shalat,kulihat ada seseorang yang asing disekolahan ini yang duduk disampingku. Saat keluar dari mushola,aku terus menanyakan temanku "Apakah itu sastrawan yang datang disekolahan kita?",temanku juga tidak mengetahuinya.
Saat ingin ke kelas,kulihat  kakak kelas sudah memakai kaos Teater dan sudah siap bertemu sastrawan. Aku dan temanku bergegas masuk ke kelas dan mengambil peralatan tulis untuk mencatat hal-hal yang penting diutarakan sastrawan itu.Kami pun berjalan keruangan yang telah dibuat untuk bertemu satrawan. Disana banyak siswa yang berpartisipasi datang ke ruangan tersebut hingga ku dapat tempat duduk paling belakang.
Aku lihat pak Didik sedang berjalan dengan orang asing yang kulihat di mushola sekolah. Saat berkenalan ternyata orang yang berada disampingku saat shalat ternyata dia sastrawan yang bernama Muhammad Rois Rinaldi. Ia pun menceritakan kehidupannya dari kecil hingga menjadi sastrawan,ternyata kehidupan Kang Rois itu tidak mudah. Banyak hujatan ia dapatkan. Waktu berada di acara tersebut,ia mengajarkan tentang yang namanya sastra,membaca puisi,menulis puisi.
Saat sesi tanya jawab,banyak siswa yang bertanya kepada Kang Rois. Kang Roispun menjawab dengan sesekali berekspresi lucu untuk membuat acara tersebut menyenangkan.
Waktu demi waktu berjalan hingga waktunya acara tersebut selesai. Sebelum acara tersebut selesai,Kang Rois membagikan buku untuk perpustakaan SMA N 1 BOJA. Acara ditutup dengan berfoto bersama Kang Rois yang disebut juga Sastrawan Muda.
Terima kasih Kang Rois atas

Jumat, 14 November 2014

Kenapa

"kenapa",
kenapa kau masih bertanya.
apakah kau tidak tahu.
kau yang membuat,tapi
kau pula yang melupakannya.
kau tak mengerti perasaanku,
yang telah kau permainkan seperti boneka.
sekarang,perasaan ini telah menjadi api,
yang tak akan menjadi abu.
tetapi,apapun itu,
kau pernah mengisi ruang dihatiku.

Minggu, 09 November 2014

Si Roti dan Si Singkong

kau pasti tahu,
iya,perasaan yang melukaiku
yang kau perbuat kepadaku
dengan perkataanmu yang menyiksa itu.

memang dia lebih dari aku
yang bermakan roti dibanding aku pemakan singkong
yang memiliki rumah gedung,
sedangkan aku hanyalah gubuk kecil

Perasaanku semakin menjadi api
saat kau bermesraan dengan dia
tetapi aku menyadari
bahwa aku bukan siapa-siapa

Puisi "ITU SAMPAH ATAU APA?" bait ke-7

Dari puisi "ITU SAMPAH ATAU APA?" bait ke-7 yang berbunyi

Apa? Kau tak berani? 
Sungguh! Sampah sudah menjadi bunga bunga nusantara 
Dimana mana ada sampah 
Apakah di mulut manusia ada sampah? 
Periksa sekarang!

Maksud dari bait ke-7 dari puisi diatas menurut saya bahwa perbuatan yang tidak baik atau kotor telah menjadi keseharian masyarakat kita dan dapat kita jumpai di berbagai tempat.Dan dari kalimat "Apakah di mulut manusia ada sampah?" maksudnya apakah ada perkataan yang tidak baik atau kotor

Jumat, 31 Oktober 2014

Mereka Yang Berdasi

Negara kita telah terpecah belah
Rakyat menangis karena kelaparan
Yang dibuat oleh para koruptor
Yang menyiksa rakyat tanpa dosa

Mereka yang berpakaian rapi
Yang menghandalkan profesi
Mereka yang selalu berdasi
Ternyata yang membodohi

Analisis Puisi SEPISAUPI

SEPISAUPI
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul siri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya kedalam nyanyi
Sutardji Calzoum Bachri, 1973
(O, Amuk, Kapak, 2002: 70)



Dapat disimpulkan bahwa puisi Sepisaupi karya
Sutardji Calzoum Bachri merupakan puisi
kontemporer yang berisi kata-kata tidak
bermakna secara harfiah. Penyair juga
menggunakan kata yang selalu diawali dengan
afiks se- yaitu sepisau, sepikul, serisau,
sepiasapanya, dan sepukau. Afiks se- ini dapat
dimaknai satu. Kata “sepisaupi” pada puisi ini
merupakan kependekan dari sepi, pisau, dan
pikul. Kata yang tidak mempunyai makna secara
harfiah adalah sepisaupa, sepukau, sepisaupi,
dan sepikau.
Penggunaan vokal /i/, /u/, /a/ ini dapat
menimbulkan suasana gembira, bahagia, riang,
kasih, suci, kecil, ramping, ringan, dan tinggi.
Penggunaan konsonan /s/ dan /p/ menimbulkan
suasana kacau, tidak teratur, tidak
menyenangkan. Efek magis yang murni pada
puisi tersebut juga dapat kita lihat dari
pengulangan-pengulangan (repetisi) seperti pada
mantra. Sepisau, sepisaupa, sepisaupi, begitu
banyak diulang-ulang dalam puisi ini. Puisi-puisi
sejenis ini memang tidak terlalu kuat dalam gaya
bahasa, simbol atau permainan kata. Puisi ini
adalah teori pemecahan (fusi) kata, permainan
bentuk, pemaknaan baru, dan puisi menurut juga
adalah mengembalikan kata pada mantra.
Penyair juga menggunakan kata ganti untuk
menyebutkan Tuhan dengan kata nya yang
ditulis tanpa spasi dengan kata pisau di baris
terakhir. Kata ganti ini juga menggunakan huruf
kapital pada awal huruf kata ganti tersebut.
Penggunaan ini dimanfaatkan oleh penyair untuk
penanda bahwa nya yang dimaksud adalah
Tuhan.
Repetisi yang digunakan oleh penyair terdapat
pada pengulangan afiks se- yang terdapat pada
awal kata. Penggunaan repetisi afiks se- ini
digunakan oleh penyair untuk memunculkan efek
estetik pada puisi. Repetisi juga digunakan oleh
penyair pada pengulangan frasa sepisaupa
sepisaupi. Pengulangan ini digunakan untuk
menekankan frasa sepisaupa sepisaupi.
Analisis ini di buat untuk memenuhi tugas Sastra Indonesia SMA N 1 Boja